Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃Materi : Syarah Kitab Riyadush Shalihin. Hadits: https://shamela.ws/book/12014/526#p1
🎙┃ Pemateri : Ustadz Abu Nafi' Sukadi, hafizhahullahu Ta'ala.
🗓┃ Hari, Tanggal : Jumat [Sebelum Maghrib], 19 September 2025 M / 26 Rabi'ul Awal 1447
🕌┃Tempat : Masjid AL-Qomar - Jl. Slamet Riyadi no. 414 A, Purwosari Solo


 

 Daftar Isi:

٢٢٥- باب بيان فضل صوم المُحَرَّم وشعبان والأشهر الحُرمُ

Bab-225: Penjelasan Keutamaan Puasa Muharram, Sya'ban, Dan Bulan-Bulan Suci Lainnya

Hadits ke-3/1248: Larangan Puasa Terus Menerus.

٣/١٢٤٨- وعن مجِيبَةَ البَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيهَا أَوْ عمِّها، أَنَّهُ أَتى رَسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، ثُمَّ انطَلَقَ فَأَتَاهُ بعدَ سَنَة، وَقَد تَغَيَّرتْ حَالهُ وَهَيْئَتُه، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَا تعْرِفُنِي؟ قَالَ:"وَمَنْ أَنتَ؟ "قَالَ: أَنَا البَاهِلِيُّ الَّذِي جِئتك عامَ الأَوَّلِ. قَالَ:"فَمَا غَيَّرَكَ، وقَدْ كُنتَ حَسَنَ الهَيئةِ؟ "قَالَ: مَا أَكلتُ طَعَاماً مُنْذُ فَارقْتُكَ إِلاَّ بلَيْلٍ. فَقَال رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم:"عَذّبْتَ نَفسَكَ،"ثُمَّ قَالَ:"صُمْ شَهرَ الصَّبرِ، وَيَوماً مِنْ كلِّ شَهر"قَالَ: زِدْني، فإِنَّ بِي قوَّةً، قَالَ:"صُمْ يَوميْنِ"قَالَ: زِدْني، قَالَ:"صُمْ ثلاثَةَ أَيَّامٍ"قالَ: زِدْني. قَالَ: صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الحرُم وَاترُكْ، صُمْ مِنَ الحرُمِ وَاتْرُكُ"وقالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاثِ فَضَمَّهَا، ثُمَّ أَرْسَلَهَا. رواه أَبُو داود.

وَ"شهرُ الصَّبرِ": رَمضانُ.

1248.  Dari Mujibah al-Bahiliyyah, dari ayahnya atau pamannya, bahwa dia pernah datang menghadap Rasulullah ﷺ. Setelah pulang, dia kembali menghadap pada tahun berikutnya, sedang keadaannya telah berubah. Di hadapan Rasulullah dia bertanya: "Wahai Rasulullah! Tidakkah engkau mengenalku? Beliau pun bertanya: "Siapa kamu?" Dia menjawab: "Saya al-Bahili yang datang kepada engkau tahun lalu." Beliau bertanya: "Apa yang membuatmu berubah, padahal dulu kamu tampan?" Jawabnya: "Sejak sepulang dari menemui engkau, aku hanya makan di malam hari." Maka Rasulullah bersabda: "Kamu telah menyiksa dirimu!"

Kemudian, beliau bersabda: "Berpuasalah pada bulan sabar (Ramadhan) dan sehari setiap bulan." Al-Bahili berkata: "Tambahkan untukku karena aku mempunyai kemampuan." Beliau bersabda: "Berpuasalah dua hari." Al-Bahili berkata: "Tambahkan lagi untukku." Beliau bersabda: "Berpuasalah tiga hari." Dia berkata lagi: "Tambahkan lagi." Beliau bersabda: "Berpuasalah di sebagian bulan-bulan Haram lalu tinggalkanlah; berpuasalah di sebagian bulan Haram lalu tinggalkanlah; berpuasalah di sebagian bulan-bulan Haram lalu tinggalkanlah." Beliau pun memberi isyarat dengan tiga jarinya lalu menggenggamnya. Setelah itu, beliau membukanya. (HR. Abu Dawud)

Yang dimaksud bulan kesabaran adalah bulan Ramadhan.

Pengesahan Hadits

Dha'if. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (no. 2428) dengan sanad yang dha'if karena Mujibah al-Bahiliyyah seorang majhul (tidak dikenal).

Kandungan Hadits

Hadits ini dha'if, tidak bisa menjadi hujjah (dalil) dalam hukum (sehingga tidak dapat diambil faedahnya).

*****

٢٢٦- باب فضل الصوم وغيره في العشر الأوَّل من ذي الحجة

Bab-226: Keutamaan Puasa Dan Ibadah Lainnya Di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Hadits ke-1/1249: Keutamaan 10 Hari Awal Dzulhijjah.

١/١٢٤٩- عن ابنِ عبَّاسٍ رَضيَ اللَّه عَنْهُمَا، قالَ: قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "مَا مِنْ أَيامٍ العَمَلُ الصَّالحُ فِيها أَحَبُّ إِلى اللَّهِ مِنْ هذِهِ الأَيَّامِ"يعني: أَيامَ العشرِ، قالوا: يَا رسولَ اللَّهِ وَلا الجهادُ في سبِيلِ اللَّهِ؟ قالَ:"وَلاَ الجهادُ فِي سبِيلِ اللَّهِ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرجَ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ فَلَم يَرجِعْ منْ ذَلِكَ بِشَيءٍ" رواه البخاريُّ.

1249. Dari Ibnu Abbass, dia mengatakan: "Rasulullah bersabda: 'Tidak ada amal shalih  yang lebih dicintai Allah daripada beramal di hari-hari ini.' Maksud beliau ialah hari-hari yang sepuluh. Sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah, walaupun jihad fi sabilillah?' Beliau menjawab: 'Ya, walaupun jihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang pergi dengan jiwa dan hartanya, lalu dari jihad itu dia tidak pulang lagi dengan membawa suatu apa pun." (HR. Al-Bukhari)

Pengesahan Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (II/457-Fathul Bâri).

Kandungan Hadits

  1. Hadits ini menunjukkan besarnya kemuliaan jihad dan perbedaan derajatnya. Puncak dari jihad adalah menyerahkan jiwa dan harta untuk Allah ta'ala.
  2. Keutamaan zaman berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya.
  3. Keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah daripada hari-hari lainnya di sepanjang tahun.
  4. Disunnahkan berpuasa sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah.
  5. Tidak ada pertentangan antara hukum disunnahkan berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan larangan berpuasa pada hari Iedul Adh-ha. Sebab, ini termasuk dalil 'âm makhshush (ucapan sepuluh hari itu 'âm (umum), tetapi makhshush (dibatasi) oleh hadits larangan berpuasa pada hari Iedul Adh-ha). Dengan demikian, hari terakhir untuk berpuasa adalah hari Arafah, hendaknya direnungi. Ucapan sepuluh hari dalam hadits ini merupakan ungkapan yang lazim dalam bahasa pergaulan.
  • Agar pahala besar:
    1. Ikhlas mempengaruhi besarnya pahala.
    2. Melihat jenis amal, tergantung kemaslahatan, seperti menuntut ilmu, amal jariyah, dan lainnya.
    3. Waktu: seperti bulan Ramadhan.
    4. Tempat: seperti Mekah dan Madinah.
    5. Kedudukan, seperti isteri Nabi ﷺ pahalanya berlipat, tetapi juga dosanya berlipat. Ustadz, dan lainnya.
  • Tingkatan jihad menurut Ibnul Qayyim rahimahullah:
    1. Jihad melawan diri sendiri: melawan hawa nafsu untuk taat dan menuntut ilmu.
    2. Melawan syaithan: dengan sabar untuk melawan syahwat dan ilmu untuk melawan syubhat.
    3. Melawan orang munafik: memerangi dengan ilmu.
    4. Jihad melawan orang kafir. Inilah tingkatan jihad tertinggi.
  • 10 awal Dzulhijjah terkumpul induk ibadah yaitu shalat, puasa, haji dan berkurban.
  • Puasa 9 awal Dzulhijjah tetapi disebut 10 awal bulan Dzulhijjah, ini adalah bentuk talik yaitu sekitar 10 hari.

*****

٢٢٧- باب فضل صوم يوم عرفة وعاشوراء وتاسوعاء

Bab-227: Keutamaan Puasa Hari Arafah (9 Dzulhijjah), Asyura (10 Muharram) Dan Tasu'a' (9 Muharram)

Hadits ke-1/1250: Puasa Arafah Menghapus Dosa Dua Tahun.

١/١٢٥٠- عنْ أَبي قتَادةَ رضِي اللَّه عَنْهُ، قالَ: سئِل رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: عَنْ صَوْمِ يوْمِ عَرَفَةَ؟ قَالَ:"يكفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيةَ وَالبَاقِيَةَ" رواه مسلمٌ.

1250. Dari Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang puasa hari Arafah. Maka beliau menjawab: “Menebus dosa-dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

📃 Pengesahan Hadits

  • Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1162).

🏷 Fiqhul Hadits:

  • Keutamaan puasa hari Arafah yaitu menebus dosa-dosa besar.
  • Dari sisi pahala lebih utama puasa Arafah, tetapi dari sisi syariát lebih utama 10 Asyura (Muharram) karena dahulu yang diwajibkan adalah puasa Asyura sebelum datang syari'at puasa Ramadhan.

*****

Hadits ke-2/1251: Rasulullah Berpuasa Asyura dan Memerintahkannya

 ٢/١٢٥١- وعنْ ابنِ عباسٍ رضيَ اللَّه عنهما، أَنَّ رَسول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم صَامَ يوْمَ عاشوراءَ، وأَمَرَ بِصِيَامِهِ. متفقٌ عَلَيْهِ.

 1251. Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa pada hari itu. (Muttafaq 'alaih)

📃 Pengesahan Hadits

  • Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (IV/244-Fathul Bâri) dan Muslim (1130) (128).

🏷 Fiqhul Hadits:

  1. Puasa hari Asyura adalah puasa fardhu sebelum puasa pada bulan Ramadhan diwajibkan dalam Islam, sebagaimana hadits Aisyah Radhiyallahu’anha: "Rasulullah memerintahkan berpuasa pada hari Asyura. Setelah puasa Ramadhan difardhukan, maka berpuasalah orang yang mau berpuasa, dan berbukalah orang yang mau berbuka." (Muttafaq 'alaih)

Ketentuan ini diperteguh pula oleh perintah Rasulullah ﷺ dengan seruan di muka umum, sebagaimana diterangkan di dalam hadits Muhammad bin Shaifi al-Anshari : "Rasulullah pernah keluar kepada kami pada hari Asyura lantas beliau bersabda: 'Apakah hari ini kamu berpuasa?' Sebagian orang mengatakan: 'Ya.' dan sebagian lainnya mengatakan: 'Tidak.' Maka beliau bersabda: 'Sempurnakan puasa kalian pada hari ini.' Selanjutnya, beliau memerintahkan agar mereka menyerukan kepada penduduk di desa-desa Madinah supaya menyempurnakan puasa pada hari itu." (HR. Imam An-Nasa’i, Ibnu Majah,  Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan yang lainnya dengan sanad yang shahih.)

Ketentuan tersebut diperkuat lagi oleh hadits yang telah disepakati keshahihannya oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Salamah bin al-Akwa, dia berkata: "Nabi ﷺ memerintahkan seorang laki-laki dari Aslam untuk berseru di tengah-tengah orang banyak: 'Barang siapa yang sudah makan, hendaklah dia berpuasa pada sisa harinya. Barang siapa yang belum makan, hendaklah dia berpuasa karena sesungguhnya hari ini hari Asyura."

  1. Kemudian, hukum wajib berpuasa pada hari Asyura dihapus setelah datang perintah wajib berpuasa pada bulan Ramadhan, sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas'ud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Setelah puasa Ramadhan difardhukan, maka puasa Asyura ditinggalkan.'" (HR. Muslim)
  2. Hadits ini menunjukkan bahwasanya hukum wajib puasa hari Asyura telah mansukh atau dihapus dan diganti hukumnya dengan sunnah, berdasarkan hadits Aisyah yang lalu, yaitu yang berbunyi: "Setelah puasa Ramadhan difardhukan, maka berpuasalah orang yang mau berpuasa (hari Asyura) dan berbukalah orang yang mau berbuka."  Bahkan, menurut ijma' ulama, hukum puasa ketika itu adalah sunnah, sebagaimana dikutip oleh al-Hafizh dalam kitab Fathul Bâri(IV/246) dari Ibnu Abdil Bar.

Kesimpulannya, puasanya tetap, tetapi hukum wajibnya dihapus. Wallâhu a'lam. Ketentuan ini juga mengacu pada penjelasan hadits berikutnya.

***

Hadits ke-3/1252: Puasa Asyura Menghapus Dosa Tahun yang Lalu 

 ٣/١٢٥٢-وعنْ أَبي قَتَادةَ رضيَ اللَّه عَنْهُ، أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عاشُوراءِ، فَقَال:"يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ"ر واه مُسْلِمٌ.

1252. Dari Abu Qatadah , bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Maka beliau bersabda: "Puasa itu menebus dosa-dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim)

📃 Pengesahan Hadits

  • Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1162) (197).

🏷 Fiqhul Hadits:

  • Disunnahkan berpuasa pada hari Asyura, dan puasa itu menebus dosa-dosa tahun yang lalu.

***

Hadits ke-4/1253: Puasa 9 Muharram [Tasu'a] 

٤/٤/١٢٥٣-وعَنِ ابنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّه عنْهُمَا، قَالَ: قالَ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم:"لَئِنْ بَقِيتُ إِلى قَابِلٍ لأصُومَنَّ التَّاسِعَ" رواهُ مُسْلِمٌ.

1253. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, dia menuturkan: "Rasulullah bersabda: 'Seandainya aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (Muharram)."" (HR. Muslim)

📃 Pengesahan Hadits

  • Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1134) (134).

📚 Kosa Kata Hadits

  • Makna قَابِلٍ : Tahun depan.

🏷 Fiqhul Hadits:

  • Disunnahkan berpuasa dua hari, yaitu pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, guna menyelisihi kebiasaan kaum Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana hadits Abdullah bin Abbas Radhiyallahu’anhuma, dia berkata: Ketika Rasulullah berpuasa pada hari Asyura, beliau pun memerintahkan kami berpuasa pada hari itu. Para Sahabat bertanya:

'Wahai Rasulullah, bukanlah hari itu hari besar kaum Yahudi dan Nasrani?' Beliau bersabda: 'Pada tahun depan, insya Allah, kita juga berpuasa pada hari (tanggal) kesembilan.' Ibnu Abbas berkata: 'Ternyata belum sampai tahun depan Rasulullah telah wafat." (HR. Muslim)

Perhatian

Sebagian ulama berpendapat bahwa cara menyelisihi kebiasaan kaum Yahudi dan kaum Nasrani adalah dengan berpuasa pada hari sebelum tanggal sepuluh atau hari sesudah tanggal sepuluh. Mereka  berpedoman pada hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ "Berpuasalah pada hari Asyura, dan selisihilah kebiasaan kaum Yahudi. Yaitu, berpuasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya."

Saya (penulis) berkata: "Pendapat ini lemah, karena didasarkan pada hadits dha'if, yang pada sanadnya terdapat Ibnu Abi Laila, seorang yang jelek hafalannya (Sayyi-ul Hifzh)."

*****

٢٢٨- باب استحباب صوم ستة من أيام من شوال

Bab 228: Disunnahkan Berpuasa Enam Hari Pada Bulan Syawwal

Hadits ke-1/1254: Keutamaan Puasa 6 Hari Bulan Syawal

١/١٢٥٤- عَنْ أَبي أَيوبِ رضِيَ اللَّه عَنْهُ، أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ" رواهُ مُسْلِمٌ.

1254. Dari Abu Ayyub Radhiyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan lalu menyertakan dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)

📃 Pengesahan Hadits

  • Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1164).

Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, sama seperti berpuasa sepanjang tahun

🏷 Fiqhul Hadits:

  1. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya. Ramadhan tiga puluh hari ditambah enam hari Syawwal menjadi tiga puluh enam hari, Maka pahalanya menjadi tiga ratus enam puluh kebaikan. Jumlahnya
    sama dengan satu tahun penuh. Inilah yang dimaksud dengan puasa seperti puasa satu tahun bagi yang rajin melaksanakannya.
  2. Disunnahkan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal.
  3. Boleh melaksanakan puasa Syawwal enam hari berturut-turut atau enam hari secara terpisah-pisah.
  4. Sebagian kaum Salaf menyatakan makruh apabila disambung dengan Ramadhan agar kaum awam tidak mengira bahwa puasa enam hari pada bulan Syawwal tersebut sebagai pelengkap puasa  Ramadhan. Di negara-negara luar apa yang mereka khawatirkan itu benar-benar terjadi. Akibatnya, mereka pun mengundurkan Iedul Fithri sampai setelah berpuasa enam hari bulan Syawwal. Na'ûdzu billah. Semoga kita mendapat perlindungan Allah dari perbuatan bid'ah.

٢٢٩- باب استحباب صوم الإثنين والخميس

Bab 229: Disunnahkan Berpuasa Pada Hari Senin Dan Kamis

Hadits ke-1/1255: Keutamaan Puasa Hari Senin dan Kamis 

١/١٢٥٥- عن أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّه عنْهُ، أَنَّ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاثْنَيْنِ فقالَ:"ذلكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ، أَوْ أُنزِلَ عليَّ فِيهِ" رواه مسلمٌ.

1255. Dari Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari Senin. Maka beliau menjawab: "Itu hari kelahiranku, hari kenabianku atau hari diturunkannya wahyu pertama kepadaku." (HR. Muslim)

Pengesahan Hadits

  • Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (1162) (197).

🏷 Fiqhul Hadits:

  1. Disunnahkan berpuasa pada hari Senin. Pada hari itu Rasulullah ﷺ dilahirkan dan pada hari itu pula beliau mendapat wahyu (pertama).
  2. Hadits ini tidak mengandung hujjah yang menegaskan bolehnya acara bid'ah Maulid Nabi ﷺ . Sebab, perayaan Maulid Nabi terjadi sesudah abad-abad yang utama.

***

Hadits ke-2/1256: Amal perbuatan dilaporkan pada hari Senin dan hari Kamis

٢/١٢٥٦- وعَنْ أَبي هُريْرَةَ رَضِيَ اللَّه عنه، عَنْ رسولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ: "تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يوْمَ الاثَنيْن والخَميسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَملي وَأَنَا صَائمٌ" رَواهُ التِرْمِذِيُّ وقالَ: حديثٌ حَسَنٌ، ورواهُ مُسلمٌ بغيرِ ذِكرِ الصَّوْم.

1256. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Rasulullah , beliau bersabda: "Amal perbuatan dilaporkan pada hari Senin dan hari Kamis. Maka aku senang jika amalku dilaporkan kepada Allah ketika sedang berpuasa." (HR. At-Tirmidzi. Dia berkata: "Hadits hasan. Diriwayatkan juga oleh Muslim tanpa menyebutkan puasa.")

📃 Pengesahan Hadits

Shahih dengan hadits-hadits pendukungnya (syahid). Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (747) dengan sanad dha'if, sebab di dalamnya terdapat Muhammad bin Rifa'ah bin Tsa'labah, seorang perawi majhul. Matan hadits yang disebutkan oleh Muhammad bin Rifa'ah ini diriwayatkan secara berbeda oleh Muslim (2565) (36) dengan tidak menyinggung puasa.

Akan tetapi, hadits dalam bab ini diperkuat oleh hadits Usamah bin Zaid yang diriwayatkan Abu Dawud (2436), an-Nasa-i (IV/201-202), dan lainnya melalui jalurnya. Dan hadits-hadits itu secara keseluruhannya berderajat shahih, insya Allah.

Dalam bab ini terdapat pula hadits dari Hafshah yang diriwayatkan oleh an-Nasa-i (IV/203, 204). Kesimpulannya; hadits ini shahih dengan hadits-hadits pendukungnya.
Wallâhu a'lam.

🏷 Fiqhul Hadits:

  • Disunnahkan puasa pada hari Senin dan Kamis karena keduanya adalah hari ketika amal dilaporkan kepada Allah.

***

Hadits ke-3/1257: Rasulullah Puasa hari Senin dan hari Kamis 

٣/١٢٥٧- وَعَنْ عائشةَ رَضِيَ اللَّه عَنْهَا، قَالَتْ: كانَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَتَحَرَّى صَوْمَ الاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ. رواه الترمذيُّ وقالَ: حديثٌ حسنٌ.

1257. Dari Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata: "Rasulullah ﷺ sangat memperhatikan puasa hari Senin dan Kamis." (HR. At-Tirmidzi. Dia berkata: "Hadits ini derajatnya hasan.")

Pengesahan Hadits

  • Shahih. Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi (745), An-Nasa’i (IV/202), dan Ibnu Majah (1739). Saya (penulis) berkata: "Sanadnya shahih."

🏷 Fiqhul Hadits:

  • Dianjurkan memperhatikan waktu-waktu mustajab dan mengisinya dengan ketaatan, ibadah, dan taqarrub kepada Allah.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم