Niatilah untuk Menuntut Ilmu Syar'i

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
Kajian Aqidah

بِسْـمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم

📚┃Materi : Kitab Adabul Mufrad
🎙┃ Pemateri : Ustadz Yunan Hilmi, Lc Hafizhahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhori)
🗓┃ Hari/ Tanggal : Senin, 20 Oktober 2025 M / 28 Rabi’ul Akhir 1447 H
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Adi Sucipto Jajar Solo.
📖┃Daftar Isi:



٢٦٧. بَابُ التُّؤَدَةِ فِي الْأُمُورِ

267. Hati-hati dan Cermat Dalam Segala Hal.

📖 Hadits ke-584: Sifat yang Mulia: Santun dan Malu

584. Abu Ma'mar mengabarkan kepada kami, ia berkata, 'Abdul Warits mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yunus mengabarkan kepada kami dari 'Abdurrahman bin Abi Bakrah:

٥٨٤ - عَنْ أَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِيكَ لَخُلُقَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ» ، قُلْتُ: وَمَا هُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الْحِلْمُ وَالْحَيَاءُ» ، قُلْتُ: قَدِيمًا كَانَ أَوْ حَدِيثًا؟ قَالَ: «قَدِيمًا» ، قُلْتُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَبَلَنِي عَلَى خُلُقَيْنِ أَحَبَّهُمَا اللَّهُ. صحيح

Dari Asyajj 'Abdil Qais, ia berkata, "Nabi ﷺ bersabda kepadaku, 'Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oteh Allah.' Aku bertanya, 'Apa itu wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Sifat santun dan malu,' Aku bertanya, 'Apakah itu dari dulu atau baru sekarang?' Beliau menjawab, 'Sudah dari dulu.' Aku katakan, 'Alhamdulillah Yang telah memberiku dua akhlak yang dicintai oleh Allah."'

  • Shahih. Diriwayatkan lbnu Abi Syaibah (75342), Ahmad (4/205) dan An-Nasa’i dalam kitab As-Sunan Al-Kubra (7699). Lihat Zhilaalul Jannah Fii Takhriijis Sunnah (190).

💡 Kandungan Hadits:

Dalam riwayat ini terdapat anjuran agar melakukan pengecekan dalam semua urusan dan melakukan penelitian terhadap hasilnya, keharusan berhias dengan sifat malu karena malu adalah bentuk perhiasan seseorang, bentuk penampakan rasa syukur kepada Allah ﷻ atas segala nikmat dan karunia-Nya.

Note: Rasa malu di zaman fitnah seharusnya menjadi benteng diri yang kuat, seperti yang diajarkan dalam Islam. Menghadapi zaman penuh fitnah, penting untuk memperkuat iman melalui ilmu, takwa, dan amal saleh, serta berhati-hati dalam bergaul dengan memilih teman yang baik. Selain itu, memperbanyak doa, meneladani wanita salehah di masa lalu, dan tetap memegang teguh rasa malu kepada Allah dan sesama manusia adalah kunci untuk menjaga diri.

*****

📖 Hadits ke-585: Sifat yang dicintai oleh Allah: Santun dan Tenang

585. 'Ali bin Abi Hasyim mengabarkan kepada kami, ia berkata: Isma'il mengabarkan kepada kami, ia berkata: Sa'id bin Abi Arubah mengabarkan kepada kami dari Qatadah, ia berkata: Orang yang menjumpai delegasi yang menghadap kepada Nabi ﷺ, di antaranya Abdul Qais -dan Qatadah menyebutkan Abu Nadhrah- mengabarkan kepada kami:

٥٨٥ - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ: " إِنَّ فِيكَ لَخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ: الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ " صحيح.

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata, "Nabi ﷺ bersabda kepada Asyajj 'Abdul Qais, 'Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sifat santun dan sifat tenang."'

  • Diriwayatkan Muslim: Kitab al-iiman. Bab Al-Amru bil iimaan billaahi Ta'ala (26).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna ا لِأَشَجِّ : Namanya adalah Al-Mundzir bin Al-'Aa'idz Al-'Ashriy Al'Abdiy.
  • Makna الْحِلْمُ: Berakal, pelan-pelan dan menguasai diri.
  • Makna الْأَنَاةُ: Memastikan urusan dan tidak tergesa-gesa.

💡 Kandungan Hadits:

1. Di dalamnya terdapat penetapan sifat mahabbah (cinta) bagi Allah ﷻ.
2. Akhlak ada yang sifatnya bawaan dan ada melalui usaha.

*****

📖 Hadits ke-586: Sifat yang dicintai oleh Allah ﷻ: Santun dan Tenang

586. 'Abdullah bin 'Abdil Wahhab mengabarkan kepada kami, ia berkata: Bisyr bin Al-Mufadhdhal mengabarkan kepada kami, ia berkata: Qurrah mengabarkan kepada kami dari Abu Hamzah:

٥٨٦ - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَشَجِّ أَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ: " إِنَّ فِيكَ لَخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ: الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ ". صحيح

Dari lbnu 'Abbas, ia berkata, "Nabi ﷺ bersabda kepada Al-Asyajj, yaitu Asyajj bin 'Abdil Qais, 'Sesungguhnya pada dirimu benar-benar terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sifat santun dan sifat tenang."

  • Diriwayatkan Muslim: Kitab Al-Iman. Bab Al-Amru bil iimaan billaahi Ta'aalaa (251).

📖 Hadits ke-587: Dua sifat yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya

587. Qais bin Hafsh mengabarkan kepada kami, ia berkata: Thalib bin Hujair Al-Abdiy mengabarkan kepada kami, ia berkata:

٥٨٧ - حَدَّثَنِي هُودُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ، سَمِعَ جَدَّهُ مَزِيدَةَ الْعَبْدِيَّ قَالَ: جَاءَ الْأَشَجُّ يَمْشِي حَتَّى أَخَذَ بِيَدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلَهَا، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَا إِنَّ فِيكَ لَخُلُقَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ» ، قَالَ: جَبْلًا جُبِلْتُ عَلَيْهِ، أَوْ خُلِقَا مَعِي؟ قَالَ: «لَا، بَلْ جَبْلًا جُبِلْتَ عَلَيْهِ» ، قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَبَلَنِي عَلَى مَا يُحِبُّ اللَّهُ وَرَسُوْلُهُ. ضعيف

Huud bin Abdillah bin Sa'id mengabarkan kepadaku, ia mendengar kakeknya, Mazidah Al-'Abdiy berkata, 'Al-Asyaii datang menemui Nabi ﷺ dengan berjalan kaki hingga ia meraih tangan beliau lalu menciumnya. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Ketahuilah, sesungguhnya pada dirimu sungguh terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.' Ia bertanya, 'Apakah itu bawaan yang diberikan padanya, atau buatan bersamaku?' Beliau menjawab, 'Tidak, bahkan itu adalah bawaan yang diberikan padanya.' Ia berkata, 'Segala puji bagi Allah Yang memberiku sifat bawaan yang dicintai oleh AIIah dan Rasul-Nya."'

  • Dha'if. Huud bin Abdillah majhuulul haal. Sebagaimana yang diungkapkan lbnuI Qaththaan datam kitab Bayaanil wahmi (3/482). Diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitab At-Taariikh At-Kabiir (8/31), Ath-Thabraniy (20/hadits 812) dan Abi Ya'laa (6815).

💡 Kandungan Hadits:

Lihat hadits no. 484 dan 585:

1. Di dalamnya terdapat penetapan slfat mahabbah (cinta) bagi Allah ﷻ.
2. Akhlak ada yang sifatnya bawaan dan ada melalui usaha.

*****

٢٦٨ - بَابُ الْبَغْيِ

Bab-268: Melampaui Batas

📖 Hadits ke-588: Jika Suatu Gunung Melampaui Batas

588. Abu Nu'aim mengabarkan kepada kami, ia berkata: Fithr mengabarkan kepada kami dari Abu Yahya, ia berkata: Aku mendengar Mujahid:

٥٨٨ - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَوْ أَنَّ جَبَلًا بَغَى عَلَى جَبَلٍ لَدُكَّ الْبَاغِي. صحيح

Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Seandainya ada satu gunung berbuat melampaui batas terhadap satu gunung lainnya, maka niscaya gunung yang melampaui batas itu akan diluluhlantahkan."

- Shahih lighairihi. Dalam isnad ini terdapat Abu Yahya Al-Qattat, ia lembek haditsnya. Namun ia diperkuat dengan jalur lain. Lihat kitab Al-'llal lbnu Abi Hatim 2189 dan 2548, dan Adh-Dha'ifah di bawah hadits no. 1948. Diriwayatkan Waki' datam kitab Az-Zuhud (427) dan lbnu Wahab datam kitab Al-Jaami' (274).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna بَغَى : I'tada (melampaui batas, zhalim).
  • Makna الْبَاغِي: Orang yang zhalim dan tinggi hati.
  • Makna لَدُكَّ: Memecahkan dan menghancurkan.

💡 Kandungan Hadits:

Dalam riwayat ini terdapat peringatan untuk tidak berbuat zhalim dan akibat perbuatan zhalim adalah kehancuran dan kebinasaan.

Bahkan hewan-hewan pada hari kiamat setelah dibangkitkan akan ditegakkan pengadilannya satu dengan yang lain. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dari hadits riwayat abu hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

َلَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنْ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ رواه مسلم ( البر والصلة والآداب/4679) .

“Benar-benar akan ditegakkan hak-hak itu kepada para pemiliknya pada hari kiamat sampai sampai kambing tidak bertanduk (didunia) akan membalas kambing yang bertanduk (didunia).” (H.R. Muslim) [Bab al-bir wal silah wal adab no. 4679]

*****

📖 Hadits ke-589: Dialog Antara Surga dan Neraka

589. Muhammad bin Salam mengabarkan kepada kami, ia berkata: Isma'il bin Ja'far mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin 'Amr, dari Abu Salamah:

٥٨٩ - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " احْتَجَّتِ النَّارُ وَالْجَنَّةُ، فَقَالَتِ النَّارُ: يَدْخُلُنِي الْمُتَكَبِّرُونَ وَالْمُتَجَبِّرُونَ. وَقَالَتِ الْجَنَّةُ: لَا يَدْخُلُنِي إِلَّا الضُّعَفَاءُ الْمَسَاكِينُ. فَقَالَ لِلنَّارِ: أَنْتِ عَذَابِي، أَنْتَقِمُ بِكِ مِمَّنْ شِئْتُ، وَقَالَ لِلْجَنَّةِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ شِئْتُ " صحيح

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Surga dan neraka saling berbantah. Neraka berkata, 'Yang memasukiku adalah orang-orang sombong dan orang-orang zhalim.' Dan Surga berkata, 'Tidak memasukiku kecuali orang-orang lemah dan orang-orang miskin. Ialu Allah berfirman kepada neraka, 'Engkau adalah adzab-Ku, denganmu Aku mengadzab siapa yang Aku kehendaki. Dan Allah berfirman kepada Surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, denganmu Aku merahmati siapa yang Aku kehendaki."

Diriwayatkan Al-Bukhariy dan Muslim. Dari jalur At-A'raj dari Abu Hurairah, dan sudah berlalu pada hadits no. (554).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna احْتَجَّ : Saling berdebat.
  • Makna الْمُتَجَبِّرُونَ: Orang-orang yang sombong.

💡 Kandungan Hadits:

  • Lihat hadits no. 554:
  1. Ini adalah dalil bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang tidak akan habis dan tidak akan binasa.
  2. Sombong adalah jalan menuju neraka, sedangkan tawadhu' kepada Allah ta'ala adalah penyebab mendapatkan rahmat Allah ta'ala dan sebab untuk bisa masuk surga.
  3. Allah ta'ala menciptakan penghuni untuk surga dan penghuni untuk neraka dan keduanya akan dipenuhi oleh Allah.

*****

📖 Hadits ke-590: Enam macam manusia yang akan binasa pada hari kiamat

590. 'Utsman bin Shalih mengabarkan kepada kami, ia berkata, 'Abdullah bin Wahb mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Hani' Al-Khaulaniy mengabarkan kepada kami dari Abu 'Ali Al-Janbiy:

٥٩٠ - عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " ثَلَاثَةٌ لَا يُسْأَلُ عَنْهُمْ: رَجُلٌ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ وَعَصَى إِمَامَهُ فَمَاتَ عَاصِيًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْهُ، وَأَمَةٌ أَوْ عَبْدٌ أَبِقَ مِنْ سَيِّدِهِ، وَامْرَأَةٌ غَابَ زَوْجُهَا، وَكَفَاهَا مَؤُونَةَ الدُّنْيَا فَتَبَرَّجَتْ وَتَمَرَّجَتْ بَعْدَهُ. وَثَلَاثَةٌ لَا يُسْأَلُ عَنْهُمْ: رَجُلٌ نَازَعَ اللَّهَ رِدَاءَهُ، فَإِنَّ رِدَاءَهُ الْكِبْرِيَاءُ، وَإِزَارَهُ عِزَّهُ، وَرَجُلٌ شَكَّ فِي أَمْرِ اللَّهِ، وَالْقُنُوطُ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ". صحيح

Dari Fudhalah bin Ubaid, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Tiga orang yang tidak ditanya (pada hari kiamat karena dosanya sehingga binasa) adalah: orang yang memisahkan diri dari jama'ah (kaum muslimin) dan melawan imamnya lalu dia mati dalam keadaan melawan, maka jangan engkau bertanya lagi tentang kebinasaannya; budak perempuan atau budak laki-laki yang melarikan diri dari tuannya; dan seorang isteri yang ditinggal pergi oleh suaminya, sementara suaminya itu memberinya biaya hidup lalu dia memamerkan kecantikannya untuk orang lain setelah itu. Dan tiga orang lainnya yang tidak ditanya pada hari kiamat karena dosanya sehingga binasa) adalah: seseorang yang merampas pakaian Allah, karena sesungguhnya pakaian Allah adalah kesombongan dan kain-Nya adalah kemuliaan dan keagungan-Nga, juga seseorang yang ragu terhadap Dzat dan kekuasaan Allah, dan orang yang putus asa dari rahmat Allah.'

  • Shahih. Diriwayatkan Ahmad (6/19) dan Al-Hakim (1/1191. Lihat Ash-Shahihah (552).

📗 Penjelasan Kata:

  • Makna لَا يُسْأَلُ عَنْهُمْ: Yakni tidak perlu ditanya tentang mereka bahwa mereka termasuk orang-orang yang binasa.
  • Makna فَارَقَ الْجَمَاعَةَ: Memisahkan diri dari para sahabat dan kaum muslimin.
  • Makna فَتَبَرَّجَتْ وَتَمَرَّجَتْ بَعْدَهُ : Menampakkan perhiasan dan kecantikannya kepada laki-laki asing.
  • Makna وَثَلَاثَةٌ لَا يُسْأَلُ عَنْهُمْ: Pengulangan kalimat ini mengandung faedah, yaitu sebagai penegasan tentang ilmu dan penjelasan tentang hukum.
  • Makna نَازَعَ اللَّهَ رِدَاءَهُ: Orang yang sombong dan merasa hebat berarti telah merampas salah satu sifat Allah, yaitu sifat kesombongan yang khusus dimiliki-Nya. Orang seperti ini akan mendapat kehinaan dan kerendahan di dunia, dan di akhirat akan mendapat siksa neraka.
  • Makna شَكَّ فِي أَمْرِ اللَّهِ: Ragu tentang Dzat dan kekuasaan Allah.
  • Makna الْقُنُوطُ: Putus asa.

💡 Kandungan Hadits:

Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang enam macam manusia yang akan binasa pada hari kiamat kelak tanpa ditanya terlebih dahulu tentang amal mereka. Keenam golongan manusia tersebut telah disebutkan dalam hadits ini.

*****

📖 Hadits ke-591: Jenis Dosa yang Disegerakan di Dunia

591. Hamid bin 'Umar mengabarkan kepada kami, ia berkata:

٥٩١ - حَدَّثَنَا بَكَّارُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كُلُّ ذُنُوبٍ يُؤَخِّرُ اللَّهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، إِلَّا الْبَغْيَ، وَعُقُوقَ الْوَالِدَيْنِ، أَوْ قَطِيعَةَ الرَّحِمِ، يُعَجِّلُ لِصَاحِبِهَا فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الْمَوْتِ» صحيح

Bakkar bin 'Abdil 'Aziz mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Setiap dosa ditunda oleh Allah selama yang Dia kehendaki hingga hari kiamat, kecuali (dosa) perbuatan zhalim, durhaka kepada kedua orang tua, atau memutuskan tali silaturrahim, akan disegerakan (adzabnya) bagi siapa yang melakukannya di dunia sebelum dia mati.'

  • Shahih. Sudah berlalu pada hadits no. (29) dan (69). Dalam isnad ini terdapat Bakkar bin Abdit Aziz, dia shaduuq namun banyak keliru. Diriwayatkan juga oleh At-Hakim (4/156) dari jalur Bakkar.

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna الْبَغْيَ : Kezhaliman, yakni kezhaliman yang dilakukan oleh seseorang, keluar melawan penguasa, atau perbuatan sombong.
  • Makna قَطِيعَةَ الرَّحِمِ : Memutus hubungan kekerabatan.

Dalam hadits lainya: Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( مَنْ خَلَعَ يَداً مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ حُجَّةَ لَهُ ، وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ في عُنُقِهِ بَيْعَةٌ ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً )) رواه مسلم .

وفي رواية لَهُ : (( وَمَنْ مَاتَ وَهُوَ مُفَارِقٌ لِلجَمَاعَةِ ، فَإنَّهُ يَمُوتُ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً )) .

“Barangsiapa melepaskan tangan dari ketaatan pada penguasa, maka ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat dalam ia tidak punya argumen apa-apa untuk membelanya. Barangsiapa yang mati dan di lehernya tidak ada bai’at, maka ia mati seperti keadaan orang jahiliyah” (HR. Muslim no. 1851).

Dalam riwayat lain dari Imam Muslim disebutkan, “Siapa yang mati dan ia berpisah dari jama’ah, maka ia mati dalam keadaan mati jahiliyah.”

Mati jahiliyah yang dimaksud adalah mati dalam keadaan sesat dan salah jalan sebagaimana keadaan orang-orang jahiliyah karena dahulu mereka tidak mau taat pada pemimpin bahkan mereka menilai ‘aib jika mesti taat seperti itu. Namun bukanlah yang dimaksud mati jahiliyah adalah mati kafir sebagaimana sangkaan sebagian golongan yang keliru dan salah paham.

💡 Kandungan Hadits:

Hadits ini mengandung peringatan agar tidak berbuat zhalim, durhaka kepada kedua orang tua dan memutus hubungan kerahiman. Balasan bagi orang yang melakukannya akan disegerakan di dunia ini sebelum dia meninggal.

  • Hadits ke-29:
  1. Penetapan bahwa hukuman pelaku kezhaliman dan pemutus tali silaturrahim akan disegerakan di dunia sebelum mendapatkan balasan di akhirat kelak.
  2. Haramnya menentang penguasa.
  3. Menyambung tali silaturrahim adalah kewajiban dan memutusnya merupakan dosa besar.
  • Hadits ke-69:

Di antara amal-amal yang dapat menjadi penyebab memasukkan seseorang ke dalam surga adalah berbuat baik yang bersifat materil maupun moril kepada kerabat, seperti berlemah lembut, mencintai mereka dan memberi mereka unta yang memiliki banyak air susu.

*****

📖 Hadits ke-592: Senang Memperhatikan Aib Orang lain tetapi Lalai Aib Diri Sendiri

592. Muhammad bin 'Ubaid bin Maimun mengabarkan kepada kami, ia berkata: Miskin bin Bukair Al-Hadzdza' Al-Hurraniy mengabarkan kepada kami dari Ja'far bin Burqan:

٥٩٢ - عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: يُبْصِرُ أَحَدُكُمُ الْقَذَاةَ فِي عَيْنِ أَخِيهِ، وَيَنْسَى الْجِذْلَ، أَوِ الْجِذْعَ، فِي عَيْنِ نَفْسِهِ قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ: الْجِذْلُ: الْخَشَبَةُ الْعَالِيَةُ الْكَبِيرَةُ. صحيح موقوفا

Dari Yazid bin Al-Ashamm, ia berkata, "Aku mendengar Abu Hurairah berkata, 'Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan tonggak pohon atau batang kayu yang ada di pelupuk matanya sendiri."

  • Shahih mauquf. Diriwayatkan Ahmad dalam kitab Az-Zuhud (992) dan lbnu Abid Dunya datam kitab Ash-Shamtu (195). Lihat Ash-Shahihah (33).

📃 Penjelasan Kata:

  • Makna الْقَذَاةَ: Sesuatu kotoran yang jatuh ke mata, air atau minuman, baik berupa serpihan atau sejenisnya.
  • Makna الْجِذْعَ: Maksudnya adalah pangkal pohon kurma.

💡 Kandungan Hadits:

Hadits ini menjadi salah satu peribahasa yang beredar luas di kalangan orang-orang Arab. Seseorang, karena kekurangan dirinya dan cintanya kepada dirinya sendiri, senang memperhatikan aib saudaranya hingga dia mengetahuinya meskipun aib tersebut sudah disembunyikan. Di sisi lain, dia melupakan aibnya sendiri meskipun sudah tampak jelas dan tidak tersembunyi lagi. Ini termasuk perbuatan paling busuk.

  • Kembangkan Sifat Taghaful:

Sifat taghaful adalah bersikap pura-pura tidak tahu atau cuek terhadap kesalahan, kekurangan, atau perkataan buruk orang lain yang tidak bermanfaat. Ini adalah akhlak mulia yang meliputi tidak mencari-cari kesalahan orang lain, memaafkan dan melupakan kesalahan yang telah terjadi, serta memaklumi kekeliruan orang yang kurang paham atau awam.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan:

العافيةُ عشرةُ أجزاءٍ كُلُّهَا في التَّغَافُلِ

“Keselamatan itu ada 10 cabang, semuanya didapatkan dengan taghaful” (Riwayat Al Baihaqi dalam Manaqib Imam Ahmad).

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم