ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#9 | Oleh: Sulthan Bin Abdullah Al-‘Umary Hafidzahullah
Download Kitab: s-alamri.com
🎙| Bersama: Al Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
🗓 | Hari/Tanggal: Rabu, 30 Rabi’ul Akhir 1447 / 22 Oktober 2025
🕰 | Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 | Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta
Akhlak Seorang Muslim terhadap Orang Tua
Daftar Isi:
خُلُق المُسْلمِ مع الوالدين
Berbakti kepada orang tua tidak mengenal waktu, meskipun sudah meninggal dunia. Kita contoh Sa'ad bin Ubadah Radhiyallahu'anhu... Sa’ad adalah sahabat Nabi yang sangat berbakti kepada orang tua terkhusus ibundanya. Ia selalu memaksimalkan bakti kepada ibunya. Apapun ia lakukan demi ibunda tercinta.
Pada suatu saat, ajal menjemput ibunda. Sayang Sa’ad saat itu sedang tidak berada disampingnya. Hal tersebut dikarenakan Sa’ad sedang berperang bersama Rasul di perang Dumatul Jandal. Setelah usai, beliau mendatangi Rasulullah ﷺ dan mengisahkan. Dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ « الْمَاءُ ». قَالَ فَحَفَرَ بِئْرًا وَقَالَ هَذِهِ لأُمِّ سَعْدٍ
“Wahai Rasulullah, bahwasanya Ummu Sa’ad (ibundaku) meninggal dunia. Sedekah apakah yang afdal untuknya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sedekah air.” Lantas Sa’ad pun menggali sumur untuk ibunya, lalu ia mengatakan, “Ini sumur untuk Ummu Sa’ad (ibundaku).” (HR. Abu Daud, no. 1681. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Selengkapnya: Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#11: Akhlak Seorang Muslim Terhadap Orang Tua
ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ
Kajian Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#9 | Oleh: Sulthan Bin Abdullah Al-‘Umary Hafidzahullah
Download Kitab: s-alamri.com
🎙| Bersama: Al Ustadz Abu Adib Hafidzahullah
🗓 | Hari/Tanggal: Rabu, 23 Rabi’ul Akhir 1447 / 15 Oktober 2025
🕰 | Waktu: ba'da maghrib - isya
🕌 | Tempat: Jajar Islamic Center Surakarta
#2 Akhlak Seorang Muslim terhadap Para Ulama
Daftar Isi:
خُلُق المُسْلمِ مع العلماء
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi-Nya, Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan hingga masih dipertemukan dalam majelis ilmu.
Kemudian, telah berlalu pembahasan mengenai 4 poin akhlak seorang muslim kepada ulama ( https://shorturl.at/q70UP ):
١. محبتُهُم فِي اللهِ لأنَّهم ورثةُ الأنبياءِ كما صحَّ فِي الحَدِیث.
٢. اعتقادُ فَضْلِهِم ورفعتهِم عند الله تعالی.
٣. الاحترامُ والتقديرُ للعالِمِ في حُضُورهِ وغيابه.
٤. الحرص على تلقي العلم عنهم
1. Mencintai mereka karena Allah, karena mereka adalah pewaris para nabi, sebagaimana yang disahihkan dalam hadits.
2. Mengimani keutamaan dan kedudukan mereka yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
3. Menghormati dan menghargai ulama, baik yang hadir maupun yang tidak hadir.
4. Bersemangat untuk belajar dari mereka.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, bahwa para ulama terbagi menjadi 3 kelompok:
1. Ulama Daulah (Sulthan), yaitu ulama yang memperhatikan apa yang diinginkan oleh negara (penguasa), lalu dia berfatwa sesuai yang diinginkan oleh penguasa meskipun di dalamnya dia harus menyelewengkan tafsir Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
2. Ulama Umat adalah ulama yang memperhatikan selera umat, ketika dia melihat manusia berada di atas satu keadaan, maka dia berfatwa sesuai yang mereka inginkan, kemudian dia berusaha untuk menyelewengkan tafsir Al-Qur'an dan As-Sunnah agar sejalan dengan hawa nafsu manusia. kita memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kita termasuk ulama millah mengamalkan agama ini.
3. Ulama Millah adalah ulama yang menyebarkan ajaran Islam, berfatwa tentang agama Islam di atas ilmu, dan tidak peduli apakah yang ditunjukkan syariat sejalan dengan hawa nafsu manusia atau tidak.
- (Syarh Riyadh Ash Shalihin 4/307-308)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), Ad-Darimi di dalam Sunan-nya (1/98), Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimahnya dan dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban).
Selengkapnya: Mukhtashar fii Khuluqil Muslim#10: Akhlak Seorang Muslim Terhadap Para Ulama