بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
📚┃Kajian: Bukti Cinta Kepada Nabi Muhammad ﷺ
🎙┃Pemateri : Ustadz Agus Setiawan, S.H. حفظه الله تعالى [Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari]
🗓┃Hari & Tanggal : Hari Senin, 8 September 2025 / 16 Rabi’ul Awal 1447
⏰┃Waktu : Ba'da Ashar s.d. Selesai
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Jl. Adi Sucipto No.88b, Kelurahan Jajar , Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144
📖┃Daftar Isi:
Mencintai Rasulullah ﷺ adalah satu dari sekian banyak pokok dalam agama Islam, sehingga tidak sempurna iman seseorang sehingga Beliau ﷺ lebih dicintai dari siapapun. Sungguh kita diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk mencintai Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melebihi siapa pun yang ada di dunia ini. Allah Ta’ala berfirman mengancam siapa pun yang menjadikan selain Nabi Muhammad ﷺ sebagai sesuatu yang paling dicintainya,
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, kesemuanya itu lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” - (QS. At-Taubah: 24)
Al-Qadi Iyadh berkata, Cukuplah ini menjadi penegasan bukti hujjah tentang kewajiban mencintai Nabi ﷺ dan begitu pentingnya mencintai Beliau Shalallahu alaihi wasallam. Allah ﷻ mengancam dengan berbagai ancaman dan mencap sebagai orang yang fasik dan ini merupakan pokok agama Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga kalian menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 14)
Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” - (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [XI/523] no. 6632)
Cinta adalah amalan hati, sehingga butuh bukti nyata, karena jika hanya klaim sepihak maka tidak bisa dibuktikan.
كُلٌّ يَدَّعِي وَصَلاً بِلَيْلَى … وَلَيْلَى لَا تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَا
Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila…
Namun Laila menolak pengakuan mereka itu…
Maka, cinta butuh dalil, tidak boleh serampangan, perlu contoh dari para sahabat Nabi ﷺ sebagai orang-orang yang paling cinta kepada Nabi ﷺ.
Maka, inilah bukti-bukti bahwa kita cinta kepada Nabi ﷺ.
1. Membela Nabi ﷺ dan memuliakannya
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fath ayat 8-9:
إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ شَٰهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا. لِّتُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan hak bersama antara hak Allah dan hak RasulNya, yaitu beriman kepada keduanya, hak yang khusus untuk Rasulullah adalah dengan menolong dan memuliakannya, sedangkan hak yang khusus bagi Allah adalah dengan memahasucikanNya dengan Shalat dan lainnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menjelaskan makna وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ adalah sebuah istilah yang mengumpulkan segala hal yang berporos pada menolong, menguatkan, membela dan mencegah segala hal yang menyakiti dan mengganggu Nabi ﷺ.
Sedangkan makna اتوقر (memuliakan) maksudnya istilah yang mencakup segala hal yang didalamnya ada sakinah dan ketentraman yang itu terwujud dari memuliakan dan menghormati Nabi ﷺ.
1. Tidak mengangkat suara diatas suara Nabi ﷺ
Allah ﷻ melarang manusia mengeraskan suaranya sehingga melebihi suara Nabi Muhammad. Juga, tidak boleh berkata kepada beliau dengan suara keras seperti yang biasa dilakukan di antara sesama manusia.
Allah berfirman dalam Surat Al Hujurat 2:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْٓا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوْا لَهٗ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.
2. Memperbanyak Shalawat dan Salam kepada beliau
Bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56)
Bahkan shalawat itu disyari’atkan setiap kali disebutkan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Orang yang tidak mau bershalawat ketika disebutkan Nabi maka dia adalah orang yang bakhil. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda:
الْبخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ، فَلَم يُصَلِّ علَيَّ
“Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi: 3546)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((رَغَمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ))
“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]
2. Membela Beliau dan Sunnah-sunnah Nabi ﷺ
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Al-Hasyr ayat 8:
لِلْفُقَرَآءِ ٱلْمُهَٰجِرِينَ ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأَمْوَٰلِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا وَيَنصُرُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Orang-orang yang jujur dalam ayat ini adalah orang-orang yang memadukan kebenaran lisan dan kebenaran perbuatannya; Karena perbuatan mereka terkait hijrahnya sesuai dengan apa yang mereka katakan. Mereka kaum muhajirin rela berkorban untuk ikut berhijrah karena Allah ﷻ dan Rasul-Nya.
3. Membenarkan apa yang Beliau Nabi ﷺ kabarkan.
Maka membenarkan Nabi ﷺ dalam segala apa-apa yang beliau kabarkan dari Allah azza wa jalla dari perkara-perkara ghaib, dari surga dan neraka, dari janji dan ancaman, dari adzab kubur dan nikmatnya sampai segala hal yang beliau kabarkan dari Allah azza wa jalla dari segala perkara.
Allah jalla wa azza berfirman,
وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ.٣ اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ.٤
"Dan tidaklah yang dia ucapkan itu dari hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan ( kepadanya )." QS An-Najm :3-4.
4. Mengikuti Petunjuk Nabi ﷺ
Pada dasarnya semua yang ada pada diri Nabi ﷺ adalah untuk dicontoh.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah disebutkan, ayat yang mulia ini adalah dalil pokok yang paling besar untuk meniru Rasulullah ﷺ dalam ucapan, perbuatan, dan keadaan beliau.
Dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 31:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka, konsekuensi dari cinta adalah patuh kepada perintah dan menjauhi larangannya.
Imam Syafi'i berkata, "Andai saja cintamu benar (tulus) pasti kamu akan menaatinya, karena orang yang mencintai itu pasti akan menaati siapa yang dicintai."
5. Berhukum Dengan Syariat Nabi ﷺ
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Anisa ayat 65:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
Maka, kalau Nabi ﷺ sudah memutuskan, tidak boleh menolak dan harus rela dan patuh kepada Nabi ﷺ.
Nabi ﷺ Muhammad pernah menyuruh seorang sahabat Anshar untuk menikahkan putrinya dengan Julaibib, seorang sahabat miskin dan tidak memiliki paras menarik. Meskipun awalnya orang tua putri tersebut menolak karena latar belakang Julaibib, sang putri akhirnya menyetujui dengan keyakinan bahwa menolak perintah Nabi berarti menolak kebaikan. Pernikahan pun dilaksanakan dan Julaibib meninggal syahid dalam perang, di mana Rasulullah menunjukkan kasih sayang luar biasa pada jenazahnya.
6. Mencintai orang-orang yang dicintai Rasulullah ﷺ
Yaitu Ahli bait dan para sahabat.
قَالَ : ( وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي ) . رواه مسلم (2408) .
Bersabda Nabi ﷺ : Dan keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah perihal keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah perihal keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah perihal keluargaku". - Hadits Riwayat Muslim ( 2408 ).
( والذي نفسي بيده لا يؤمنون حتى يحبوكم لله ولقرابتي )
“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian mencintai Allah dan mencintai kerabat-kerabatku ”,
7. Menjauhi bid'ah
Karena bid'ah adalah lawan dari Sunnah yang telah dibawa Rasulullah ﷺ.
Hadis Rasulullah ﷺ melarang umatnya mengada-adakan perkara baru dalam agama, sebab setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat.
Bid'ah dapat memecah belah kaum Muslim dan menyesatkan hati pelakunya, serta membuat hati benci terhadap sunnah Rasulullah. Dan inilah lawan dari cinta kepada Nabi ﷺ.
Maka, mencintai Nabi ﷺ tidak Boleh sembarangan, perlu ilmu agar dapat mencintai Nabi ﷺ dengan benar seperti cintanya para sahabat Radhiyallahu’anhum kepada beliau Nabi ﷺ.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم