بسم الله الرحمن الرحيم
📚┃Materi:"Al Qaul Al Mubin fi Huquqi An Nabiyyil Amin"
✍🏼┃Karya: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah
🎙┃Pemateri: Ustadz Mohammad Alif, Lc Hafidzahullah (Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari)
🗓┃Hari & Tanggal: Hari Jum'at, 19 September 2025/ 26 Rabi'ul Awal 1447 H
🕰┃Waktu: Ba'da Maghrib - Isya'
🕌┃Tempat: Masjid Al-Qomar - Jl. Slamet Riyadi No. 414 Rel Bengkong Purwosari, Solo, Jawa Tengah 57142
Telah berlalu pembahasan mengenai hak-hak Nabi ﷺ, yaitu:
باب تبليغ حديث النبي ﷺ
Bab: Menyampaikan Hadits Nabi ﷺ
1. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
قال الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ. [المائدة: ٦٧].
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [QS. Al-Ma’idah : 67].
2. Hadits Nabi ﷺ:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
«نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَ، فَرُبَّ مُبَلِّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ». [رواه الترمذي (٢٦٥٧) وابن ماجه (٢٣٢)]، وفي لفظ: ((نَضَّرَ اللهُ امْراً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَها وَبَلَّغَهَا، فَرَبَّ حَامِلٍ فِقْه إِلَى مَنْ هُوَ أَفقَهُ مِنهُ).
Abdullah bin Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, "Semoga Allah membaguskan rupa orang yang mendengar sebagian hadits kami kemudian ia menyampaikannya seperti yang ia dengar. Bisa jadi orang yang disampaikan padanya (suatu hadits) justru lebih paham daripada orang yang mendengarnya langsung." [HR. Tirmidzi 2675 dan Ibnu Majah 232].
Dalam lafadz lain: "Semoga Allah membaguskan wajah seseorang yang mendengar dari kami sebuah hadits, lalu menghafalnya, hingga dia menyampaikannya, maka bisa jadi dia membawa fiqh(meriwayatkan hadits) kepada orang yang lebih faqih (paham) darinya. Dan bisa jadi seorang pembawa fiqh (perawi hadits) tidak paham (terhadap hadits yang diriwayatkannya)."
Selengkapnya: Al Qaul Al Mubin fi Huquqi An Nabiyyil Amin: Menyampaikan Hadits Nabi ﷺ
وأرى وجوب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر على ما توجبه الشريعة المحمدية الطاهرة.
Saya melihat perlunya amar ma’ruf dan nahi munkar sebagaimana diharuskan oleh Syariat Muhammad yang murni.
Syekh, seperti halnya kaum Sunni lainnya, meyakini kewajiban untuk menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Allah ﷻ berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [آل عمران: ١٠٤]
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [QS. Ali Imran ayat 104]
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ. [آل عمران: ١١٠] ،
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. [QS. Ali Imran ayat 110]
Selengkapnya: Risalah Ila Ahli Qaseem: Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar sesuai Syari’at
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
📚┃Kajian: Bukti Cinta Kepada Nabi Muhammad ﷺ
🎙┃Pemateri : Ustadz Agus Setiawan, S.H. حفظه الله تعالى [Pengajar Ilmu Syar'i Pondok Pesantren Imam Bukhari]
🗓┃Hari & Tanggal : Hari Senin, 8 September 2025 / 16 Rabi’ul Awal 1447
⏰┃Waktu : Ba'da Ashar s.d. Selesai
🕌┃Tempat : Masjid Al-Ikhlas - Jl. Adi Sucipto No.88b, Kelurahan Jajar , Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144
📖┃Daftar Isi:
Mencintai Rasulullah ﷺ adalah satu dari sekian banyak pokok dalam agama Islam, sehingga tidak sempurna iman seseorang sehingga Beliau ﷺ lebih dicintai dari siapapun. Sungguh kita diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk mencintai Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melebihi siapa pun yang ada di dunia ini. Allah Ta’ala berfirman mengancam siapa pun yang menjadikan selain Nabi Muhammad ﷺ sebagai sesuatu yang paling dicintainya,
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, kesemuanya itu lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” - (QS. At-Taubah: 24)
Al-Qadi Iyadh berkata, Cukuplah ini menjadi penegasan bukti hujjah tentang kewajiban mencintai Nabi ﷺ dan begitu pentingnya mencintai Beliau Shalallahu alaihi wasallam. Allah ﷻ mengancam dengan berbagai ancaman dan mencap sebagai orang yang fasik dan ini merupakan pokok agama Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga kalian menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 14)